Akankah kiamat 21-12-2012 tertunda? Atau.... |
Dan sekarang, menurut sebuah studi baru-baru ini oleh seorang profesor di University of California, Santa Barbara, mengatatakan "tanggal kiamat" 21-12-2012 perhitungannya tidak akurat. Paling sedikit punya selisih 60 hari dan livescience.com mengatakan selisihnya bisa berkisar antara 50 tahun bahkan sampai 100 tahun.
Suku Maya Tidak Pernah Memprediksi Hari Kiamat
Sebelum kita lanjutkan, penting untuk menekankan bahwa kalender Mesoamerika (seperti yang digunakan oleh beberapa kebudayaan - termasuk suku Maya - di Amerika Tengah dan Selatan sebelum penjajahan Eropa) tidak memprediksi kiamat. Mereka tidak pernah melakukannya, meskipun apa yang disajikan dalam film "2012" telah menjitak kepala kita.
Kejayaan peradaban suku Maya berada pada rentang tahun 250 - 900 Masehi yang secara geografis sekarang ini di identifikasi ada di Meksiko Selatan, Guatemala, Belize, El Salvador dan beberapa di Honduras. Arkeolog yang mempelajari kebudayaan suku maya yang mempesona itu telah mampu menguraikan misteri di balik beberapa kalender mereka, tapi kelender dengan masa terpanjang adalah kelender yang disebut "Long Count". Kalender "Long Count" itulah yang telah membunyikan lonceng alarm dalam pikiran subur beberapa teori konspirasi, doomsayers dan sejumlah orang yang ingin menghasilkan uang dengan cepat, dan lonceng alarm itu pun terdengar dengan begitu merdunya di kuping penghuni planet ini.
Lalu, Dimana Masalahnya?
Long Count digunakan oleh suku Maya untuk mendokumentasikan peristiwa masa lalu dan masa depan. Kalender lain suku Maya yang punya rentang waktu yang sangat pendek yakni hanya 52 tahun disebut "Calendar Round". "Calendar Round" digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa dalam kehidupan seseorang seperti memprediksi masa depan, memutuskan tanggal yang menguntungkan untuk berperang, pernikahan, dan sebagainya. Jadi kalender ini seperti mesin peramal yang membimbing takdir suku Maya.
Sebenarnya "Calendar Round" terdiri dari kalender Tzolkin (Tzolk'in) yang berumur 260 hari dan kalender Haab (Ha’ab) yang berumur 365 hari. Gabungan dari 2 penanggalan ini akan berakhir setelah 52 Haab atau sekitar 52 tahun Kalender Gregorian (modern), yang mencakup 18.980 hari yang unik.
Keunikan kalender ini adalah setiap tahun ada 18 bulan dengan setiap bulannya ada 20 hari. Dan setiap akhir 18 bulan diselingi 5 hari sial. Perhitungan secara matematis seperti ini: 52 Tahun = {(18 x 20) + 5} x 52 = 18980 hari
Tapi bagaimana kalau suku Maya ingin menyimpan catatan peristiwa sejarah yang terjadi lebih dari 52 tahun yang lalu? Atau mungkin menandai tanggal lebih dari 52 tahun ke depan?
Hanya Kebetulan Numerik
Dengan menggunakan kecedasan yang luar biasa, Suku/bangsa Maya menciptakan kalender "Long Count" yang berangkat dari kalender lebih pendek. Long Count adalah kalender perkiraan/ramalan numerik, tidak didasarkan pada ukuran waktu kuno.
Sekarang, sebagai konsekuensi dari nilai numerik Long Count, banyak sarjana Maya setuju bahwa kalender akan "habis" setelah 5126 tahun. Suku Maya mengatur kalender ini dimulai pada tahun 3114 SM (Menurut kalender modern/Gregorian). Jika Long Count dimulai tahun 3114 SM dan perhitungan berlanjut selama 5126 tahun, "tanggal berakhir" dari kalender tersebut berakhir pada tahun 2012 atau lebih tepatnya tanggal 21 Desember 2012 pada titik balik matahari musim dingin untuk belahan bumi utara.
Korelasi Kalender
Sebuah masalah besar ketika mempelajari kalender kuno datang ketika mencoba untuk mengkorelasikan bingkai waktu kuno dengan kalender modern (Gregorian). Para arkeolog menterjemahkan peristiwa-peristiwa besar yang telah didokumentasikan dalam kalender Maya (seperti kelaparan, perang atau perayaan agama) ke dalam hari, bulan, dan tahun kalender modern.
Kalender Gregorian sendiri dimulai 2010 tahun lalu, dimana memiliki garis waktu standar selama lebih dari dua ribu tahun dari peristiwa sejarah. Tapi untuk memahami peristiwa yang didokumentasikan oleh budaya kuno, sarjana Maya perlu untuk menemukan peristiwa penting yang umum baik di kalender Gregorian maupun di kalender Long Count sehingga bisa "berhubungan."
Untuk melakukan hal ini, kebanyakan ahli Maya menggunakan faktor korelasi yang sangat dihormati yang disebut "Konstanta GMT." GMT adalah singkatan dari nama terakhir arkeolog yang menghitung konstanta tersebut: Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez dan J. Eric S. Thompson.
Tapi Gerardo Aldana dari University Of California Santa Barbara sekarang mempertanyakan validitas faktor korelasi karena kemungkinan kesalahan mengidentifikasi peristiwa astronomi kuno, yang dituangkan dalam sebuah buku baru berjudul "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World."
Suku maya adalah astronom yang sangat terampil yang menyimpan catatan teliti dari langit malam. Mereka mendokumentasikan fase bulan, mencatat gerhana dan bahkan melacak pergerakan Venus. Pada kenyataannya, siklus Venus adalah kalender penting bagi bangsa Maya. Catatan mereka memungkinkan mereka untuk memperkirakan siklus astronomi masa depan dengan akurasi besar.
Venus atau Meteor?
Salah satu yang mendukung konstanta GMT adalah seorang ahli bahasa Amerika dan antropolog bernama Floyd Lounsbury, yang menggunakan data dalam Tabel Dresden Codex Venus, kalender Maya dan almanak yang mencatat tanggal relatif terhadap pergerakan Venus.
Meskipun GMT menggunakan beberapa sumber bukti astronomi, arkeologi dan sejarah untuk mengkorelasikan Long Count dengan kalender modern, Aldana meragukan akurasi beberapa bukti astronomis ditafsirkan dari artefak-artefak Maya kuno dan teks-teks kolonial.
"Jika Tabel Venus tidak dapat digunakan untuk membuktikan GMT sebagaimana Lounsbury sarankan, penerimaan tergantung pada keandalan data yang menguatkan," kata Aldana. Bahwa data historis, katanya, kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan Tabel itu sendiri, menyebabkan argumen untuk konstanta GMT jatuh "seperti tumpukan kartu."
Salah satu peristiwa penting yang dijelaskan oleh Aldana adalah tanggal pertempuran yang ditetapkan oleh penguasa Dos Pilas (situs/tempat suku Maya yang sekarang secara geografis berlokasi di Guatemala). Penguasa Balaj Chan K'awiil memilih tanggal ini berdasarkan penampakan Chak Ek'. Menurut Johan Normark, peneliti di Departemen Arkeologi dan Studi Klasik di Universitas Stockholm, Chak Ek' dulu diyakini Venus tetapi dalam studi lain Aldana meyakini itu adalah meteor.
Jika hal ini terjadi, ada ketidakcocokan korelasi. Jika suatu kejadian diasumsikan berkorelasi dengan terbitnya Venus, tetapi itu sebenarnya berkorelasi dengan peristiwa acak seperti meteorit, maka di situlah titik permasalahannya.
Karena ketidakcocokan tersebut, konversi kalender Maya ke kalender matahari (modern) yang ditetapkan berakhir pada tanggal 21 Desember 2012 akan terdapat perbedaan minimal 60 hari melenceng.
Aldana menyajikan beberapa alasan mengapa konstanta GMT tidak dapat diandalkan, dan dia bukan orang pertama yang meragukannya, tapi dia mengakui bahwa konstanta GMT diterima secara luas oleh mayoritas peneliti. Aldana harus lebih bekerja keras lagi untuk menguatkan temuannya, salah satunya adalah penelitian radiokarbon.
Aldana tidak memiliki jawaban seperti apa konversi kalender yang benar, Ia lebih memilih untuk fokus pada mengapa interpretasi saat ini mungkin salah. Sepertinya teoretikus akhir dunia mungkin perlu untuk menemukan kalender kuno yang dapat menyematkan harapan apokaliptik mereka.
(News.discovery.com | Livescience.com | Wikipedia | dll)
IMROEE | Kiamat 21-12-2012 Tertunda?
Post a Comment