Flash of Genius |
Dengan dukungan keuangan dari Gil Privick, Robert mengubah ruang bawah tanahnya menjadi laboratorium dan mengembangkan sebuah prototipe yang ia tes pada kaca akuarium sebelum ia pasang pada mobilnya. Robert Kearns ingin mempatenkan penemuannya oleh karena itu Ia menunjukkan penemuannya kepada para peneliti Ford Motor Company, yang juga telah bekerja pada proyek serupa namun belum berhasil. Robert pun mendemonstrasikan prototipe yang telah dibuatnya tetapi tidak menjelaskan cara kerjanya sampai ada kesepakatan yang baik dengan pihak korporasi perusahaan Ford. Terkesan dengan penemuan Robert, eksekutif Tyler Macklin memintanya untuk mempersiapkan rencana bisnis seperti rincian biaya setiap unitnya, yang mana dalam hal ini Robert berniat untuk memproduksi sendiri Intermittent Wiper temuannya.
Karena Robert ingin memproduksi sendiri Intermittent Wiper temuannya untuk mobil Ford Motor Company, Ia kemudia menyewa gudang yang rencananya akan digunakan sebagai pabrik. Layaknya sebuah kerjasama ada semacam pertukaran informasi, Ford membutuhkan sejumlah informasi mengenai Intermittent Wiper milik Robert, Robert kemudian meminjamkan prototipe buatannya kepada Ford dan untuk selanjutnya tinggal menunggu respon dari pihak perusahaan. Waktu berlalu, berapa bulan kemudian, secara mengejutkan Robert menerima kabar dari seorang teman baiknya Gil Privick bahwa Ford membatalkan kerjasama dengan Robert dengan alasan bahwa bekerja sama dengan orang yang belum berpengalaman bukanlah gaya Ford. Singkatnya adalah Ford Motor Company tidak tertarik lagi dengan Intermittent Wiper buatan Robert.
Frustrasi, Robert secara diam-diam menyelinap masuk ke dalam ruang konvensi perdagangan Ford dimana acara launching varian mobil mustang terbaru sedang berlangsung dan di tempat itu juga Ford mempromosikan Intermittent Wiper sebagai nilai jual utama. Menyadari bahwa Ford Motor Company telah menggunakan idenya tanpa memberikan kredit atau pembayaran atas penggunaannya, Robert mulai dilanda rasa keputusasaan yang begitu dalam, dia pun naik bus Greyhound menuju Washington, DC, dimana ia rupanya berharap bisa menemukan jalur hukum. Akan tetapi harapan Robert Kearns bisa sampai ke Washington tidak terwujud karena polisi dari Maryland menemukan dan menurunkan dia dari bus kemudian mengantarnya ke rumah sakit jiwa, di mana ia dirawat karena gangguan saraf.
Dua bulan kemudian, akhirnya dokter memutuskan untuk melepaskannya ketika melihat obsesinya telah mereda, ia kembali ke rumah sebagai seorang yang gagal menerima pengakuan publik atas prestasinya. Dari sinilah ia mulai menyusun rencana untuk melawan Ford Motor Company, selama itu pula ia diceraikan oleh isterinya serta dijauhi oleh anak-anaknya, yang pada akhirnya semua anak-anaknya mendukung dia pada saat persidangan. Yang menarik di sini adalah Robert Kearns mewakili dirinya sendiri atau tanpa pengacara setelah ia memutuskan bahwa pengacara Gregorius Lawson tidak menunjukkan ketertarikannya melawan Ford Motor Company. Walau ditawar $ 30 juta untuk sebuah penyelesaian, tanpa ada pengakuan kesalahan dari pihak Ford Motor Company, Robert tetap saja memutuskan untuk menyerahkan nasib di tangan juri, yang menentukan pelanggaran Ford Motor Company. Sesuai dengan harapan Kearns, para juri benar-benar menggunakan nalurinya, Robert Kearn memenangkan persidangan dan berhak mendapat $ 10.1 juta dari Ford Motor Company serta hak pengakuan Intermittent Wiper sebagai penemuannya. Dia kemudian menggugat Chrysler Corporation dan memenangkan $ 18.7 juta atas perlawanannya terhadap Chrysler Corporation. The Facemash Post | FLASH OF GENIUS
Kacamatamakna.blogspot.com - The Facemash Post | FLASH OF GENIUS - Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah film tersebut, mulai dari berharganya ide dan kreatifitas, kekuatan komitmen dan tekad dalam memperjuangkan hak, hingga pelajaran bahwa seringkali perjuangan dalam menuntut kebenaran dan keadilan ternyata tidaklah semudah membalik telapak tangan dan penuh dengan perjalanan yang berliku. Dalam banyak kejadian, seseorang akan langsung menyerah dalam menuntut hak ketika harus berhadapan dengan korporasi besar ataupun penguasa, karena menyadari perjuangan untuk menuntuk hak tersebut pasti akan menguras tenaga, biaya, pikiran, dan emosional. Akan tetapi Dr. Kearns bukanlah orang dalam banyak kejadian tersebut, ia adalah contoh langka seseorang yang dengan gigih dan tidak kenal menyerah dalam memperjuangkan haknya. Pertanyaannya sekarang, siapkah kita menjadi manusia langka seperti Dr. Robert Kearns atau kita lebih memilih menjadi manusia kebanyakan? Adakah yang bisa menjawab pertanyaan sedasyat ini?
Post a Comment